Karena di usia 20-an, segelas kopi & cemilan, cukup menentukan lo bisa punya aset 1M di usia 30-an atau tidak. Itu jawaban singkatnya, jawaban lengkapnya, baca terus 😉
Pertanyaan ini sering muncul ketika gua share di Instagram Stories tentang pentingnya tracking expense. Bahkan setelah gua bantu dengan merekomendasikan apps yang bisa memudahkan mencatat pengeluaran seperti Money Lover.
Itu dari geng yang skeptis, ada juga geng yang sudah mencatat pengeluaran, kemudian bertanya: what’s next? Nah, ini alasan kenapa gua nulis blogpost ini. Karena kepanjangan kalau dibuat Stories dan takutnya malah salah paham. Ada saatnya ngemil, ada saatnya main course. Ada saatnya hidup untuk makan, ada saatnya makan untuk hidup. Siap? Yuk.
It’s not how much money you make. The question is: Are you educated enough to keep it? (Shaquille O’Neal)
Berapa lama gua harus mencatat pengeluaran?
Selamat buat teman-teman yang udah mencatat pengeluaran selama 1 bulan! Lo uda satu langkah lebih melek soal finance dibanding bulan lalu. Kalau mau merasakan efek yang lebih lama dan analisa yang lebih dalam, gua sarankan 3-6 bulan atau bahkan setahun. Kenapa?
(1) Supaya lo ngalamin semua siklus dalam setahun, mulai dari musim lebaran, musim liburan, musim midnight sale, sampai musim kawin. Musim-musim ini akan punya pengaruh ke pengeluaran lo yg lumayan signifikan.
(2) Gua membuat rekap keuangan biasanya per tahun. Kalau per bulan, akan stress kalau tiba-tiba pendapatan turun. Kalau karyawan mungkin ga ngerasain ini, tapi buat pengusaha, kalau di Februari omset turun, sampai ga bisa menggaji diri sendiri, tenang, karena bisa jadi di Desember nanti, malah bisa tarik bonus. This helps you push yourself just at the right amount, supaya bisa tetep tidur nyenyak.
Saatnya menjadi CSI.
Ibarat crime scene investigator yang menggunakan ilmu-ilmu forensik untuk menemukan clue penyebab & pelaku kejahatan, di sini lo dan gua juga akan mencari clue yang akan membantu kita membuat keputusan keuangan yang lebih baik.
Clue yang biasanya ditemukan:
(1) Lokasi bocor halus. Pengeluaran yang kelihatan kecil, tapi karena sudah menjadi kebiasaan akhirnya ketika direkap sebulan, hasilnya .. WOW! Bener kata peribahasa : sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit. Nih contohnya. Di share oleh salah satu followers di Instagram.
(2) Lokasi hedon. Casenya serupa tapi tak sama. Pengeluaran yang wow juga, tapi biasanya membeli karena pengen aja, gak butuh-butuh amat. Yang lebih bahaya lagi kalau membeli karena gengsi. Kemudian, belinya pake credit card. Bayarnya nyicil. Lalu kebiasaan nyicil. Hedonnya diulang tiap bulan. Lama-lama credit cardnya max out oleh cicilan. Lalu mulai nunggak bayar, kena bunga yg bergulung, ok gua stop. We know what’s the worst that could happen. Semoga itu ga kejadian di lo.
(3) Lokasi pengeluaran wajib & rutin. Kebutuhan sehari-hari yang basic seperti transport, makan, groceries, toiletries, dsb.
(4) Lokasi pengeluaran dadakan. Eh, tiba-tiba musim kawin. Tiap minggu ngang-pau, tau tau uda hampir setengah dari gaji. Eh, tiba-tiba sakit. Belum punya asuransi. Karena pengen cepet sembuh, ke rumah sakit, tebus obat mahal, dan suntik. Tau-tau sejuta uda abis.
What to do with the clues?
Clue (1) & (2) akan berpengaruh banget apakah lo bisa punya asset 1M di umur 30 atau enggak. Gua sempat bahas di tulisan gua sebelumnya : yang namanya kekurangan (duit), solusinya setau otak Cina gua cuma dua, antara lo nambah penghasilan lo atau lo ngurangin pengeluaran. That’s it. Pilihan pertama cenderung butuh waktu yang lama. Bukan ga mungkin, tapi seringkali kita butuh cara kedua dulu supaya kita ‘melek’, belajar self-control, dan paling penting belajar investasi. Setelah itu kita bisa move on untuk ngembangin penghasilan.
Kalau lo lupa semua isi tulisan di sini, cukup ingat kalimat berikut aja.
Mencatat pengeluaran tujuannya bukan untuk jadi pelit atau super hemat, tapi supaya tahu kalau duit lo digunakan dengan baik, sebenarnya lo bisa seberapa berdaya secara finansial.
Dengan kata lain, mencatat pengeluaran itu untuk memberikan lo pilihan. Bahwa lo ga cuma bisa diam, meratapi nasib, kenapa duit gua segini-segini aja, kok ga pernah cukup. Tapi lo bisa memilih untuk menggunakan duit itu untuk lebih berdaya.
Apa sih berdaya berdaya?
Berdaya tuh gini. Kembali ke clues di atas, kalau segelas kopi + ngemil per hari itu IDR 50.000, maka dalam sebulan sama dengan IDR 1.500.000.
Tahukah kalau IDR 1.500.000 diinvestasikan setiap bulannya dalam produk investasi yang moderat, sekitar 8% per tahun returnnya, dalam 10 tahun akan menjadi IDR 280.000.000? Ambil waktu sesaat untuk berhitung. Kalau ditabung 1.5 Juta selama 10 tahun itu sama dengan IDR 180.000.000. Dari 180 juta ke 280 juta because of compounded interest, ain’t that helpful? Udah melek belum?
Supaya lebih ekstrim. Kalau skenario-nya sama dengan di atas, tapi lama investasinya dibuat 20 tahun, maka dana kita menjadi ….
Jeng jeng …. ready?
Ini dia: IDR 900.000.000 kurang dikit. Makin melek lagi ya. Time is your friend here. Jadi lebih awal mulai, lebih baik.
Sekarang lebih ekstrim lagi. Itu cuma dari segelas kopi & cemilan per hari. Bayangkan kalau kita menahan diri sedikit di lokasi hedon kita. Anggap skenario yang mirip, tapi kita bisa invest dua kali lipatnya per bulan, atau sama dengan IDR 3.000.000 selama 10 tahun dengan return moderat 8% per tahun. Dalam 10 tahun, investment itu akan menjadi IDR 550.000.000. Kalau mulai di umur 21, di umur 31 lo bisa tuh DP-in rumah 1M-an =) As promised. Punya aset 1M di usia 30.
Sekali lagi, lo sekarang punya pilihan. Untuk menikmati resources (duit) yg lo punya sekarang, which is fine, atau menyisihkan sedikit, biarkan uang itu ‘bekerja’ untuk lo, sehingga lo keluar dari keterbatasan finansial lo, dan mulai menjadi lebih berdaya.
Berdaya (kata kerja): (1) Berkekuatan, Berkemampuan, Bertenaga (2) Mempunyai akal (cara dan sebagainya) untuk mengatasi sesuatu.
Mas, Clue 3 & 4 Belom Dibahas!
Oke, inilah kenapa gua memasukkan clue (3) & (4) dalam pembahasan di atas. Lokasi pengeluaran rutin & pengeluaran dadakan.
Pengeluaran rutin itu perlu untuk lo hidup. Di saat penghasilan lo bertambah, lo bisa jaga ini, sehingga lo punya lebih untuk ditabung atau diinvestasikan, atau lo juga bisa milih menaikkan quality of life. Bebas. Di saat lo harus mengambil keputusan besar dalam hidup, misal mau lompat karir jadi freelance atau jadi pengusaha, lo tau berapa yg lo butuhkan untuk survival. Ga mau kan koar-koar mau jadi pengusaha, tapi isi tabungan ga cukup untuk makan sebulan ke depan? Gimana mau fokus ke bisnis kalau besok makan aja modar mikirin.
Pengeluaran dadakan itu mengingatkan untuk selalu punya dana darurat. Di saat things goes south lo punya buffer. Ada yg menjembatani ini dengan asuransi, sehingga kalau sakit uda ga pusing lagi. Ada yang buat rekening tabungan terpisah yang tidak boleh disentuh kecuali memang darurat.
Closing note.
Gua hampir selesai. Mencatat pengeluaran buat gua bukan untuk dikerjakan selamanya. Ada orang yg ngerjain, lalu menjadi habit, it’s okay, it’s good. Ada orang yg ngerjain satu dua bulan, lalu stop, karena sudah paham clues 1-4 di atas, lalu melakukan langkah-langkah follow up yg gua share di atas. That’s okay too.
Lakukan cara yang terbaik & paling cocok dengan lo.
So, how much are you investing in your future?
Cheers,